Dalam investasi, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yang
terpenting adalah kehalalan dari tempat yang kita tanamkan saham, selain itu
ada hal-hal lain yang perlu diperhatikan yakni, mengerti nilai saham,
mengetahui dengan pasti alasan mengapa kita harus berinves atau mengapa kita
harus menjual saham, serta kapan waktu membeli dan menjual saham.
A. Nilai Saham
Penilaian surat berharga saham dapat dirinci ke dalam beberapa macam jenis nilai saham, sebagai berikut:
1. Nilai nominal(par value): nilai kewajiban yang ditetapkan untuk tiap lembar saham
2. Agio saham (additional paid in capital atau in excess of par value): selisih yang dibayar dengan nilai nominalny.
3. Nilai modal disetor (paid in capital): total yang dibayar oleh pemegang saham kepada emiten untuk ditukarkan dengan saham biasa atau preferen.
4. Laba ditahan (retained earnings): sebagai laba yang tidak dibagikan kepada pemegang saham untuk ditanamkan kembali ke perusahaan.
5. Nilai buku: menunjukkan aktiva bersih yang dimiliki pemegang saham dengan memiliki satu lembar saham dengan rumus:
6. Nilai pasar: harga yang ditentukan oleh pasar pada saat tertentu
7. Nilai intrinsik atau nilai fundamental: nilai saham yang sebenarnya. Nilai intrinsik ini mempunyai dua pendekatan, yakni menggunakan analisis data keuangan perusahaan, misalnya laba, dividen, penjualan, dan sebagainya. Sedangkan analisis teknikal menggunakan data pasar.
1. Pendekatan Nilai Sekarang
Contoh soal:
Pertumbuhan dividen sebesar 5% selama lima tahun terakhir. Diperkirakan dividen konstan selama lima tahun sebesar 1000 per tahun. Expected return sebesar 20% per tahun. Berapakah nilai intrinsiknya sekarang ?
Po = +[Do(1+g)/k-g]/(1-r
= +[Do(1+g)]/(r-g)(1-r
= +[1000(1+0,05)]/(0,2-0,05)(1-0,2
= 2.588,73 + 3.375,77
= 5.964,50
Keterangan: Po = nilai saham sekarang
Do = dividen saat ini
r = expected return
n = jangka waktu
g = tingkat pertumbuhan dividen
2. Pendekatan PER
PER adalah nilai harga per lembar saham, indikator ini secara praktis telah diaplikasikan dalam laporan keuangan laba rugi bagian akhir dan menjadi bentuk standar pelaporan keuangan bagi perusahaan publik di Indonesia. Rasio ini menunjukan seberapa besar investor menilai harga saham terhadap kelipatan earnings. Misalnya nilai PER 10, artinya harga saham merupakan kelipatan dari 10 kali earnings perusahaan.
Po = Po/( /j)
PER = Market Price/ Earning Per Share
Keterangan: Po = harga pasar suatu sekuritas
= laba (earnings)
j = jumlah lembar saham beredar
EPS = laba/jumlah saham beredar (Horne, 1980)
Contoh:
Harga pasar saham bernilai Rp10.000, laba bersih setelah pajak per tahun sebesar Rp100.000.000, sedangkan jumlah lembar saham yang beredar sebanyak 100.000 lembar maka nilai PER dapat ditentukan sebagai berikut:
PER = Rp10.000/(Rp100.000.000/100.000 lb)
= Rp10.000/1.000
= 10 kali
Manfaat analisis intrinsik dapat dijadikan dasar penilaian sekuritas, untuk mengetahui kondisi under value (nilai pasar lebih rendah dibanding nilai intrinsiknya) dan sebaliknya over value, yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan investasi dengan tetap memerhatikan asumsi-asumsi yang mendasari.
B. Keuntungan memiliki saham[1]
Bagi pihak yang memiliki saham akan memperoleh beberapa keuntungan sebagai bentuk kewajiban yang harus dterima, yaitu :
1. Memperoleh deviden sebagai bentuk keuntungan. Biasanya deviden dibayarkan dalam bentuk kas, tetapi kadang-kadang perseroan memutuskan untuk memberikan deviden dalam bentuk kekayaan lainnya atau berapa tambahan saham. Secara lebih dalam Haryono Judup mengatakan, setiap pengumuman pembayaran deviden akan diikut dengan pencatatan pengurangan laba yang ditahan.
2. Memperoleh capital gain, yaitu keuntungan pada saat saham yang dimiliki tersebut di jual kembali pada harga yang lebih mahal.
3. Memiliki hak suara bagi pemegang daham jenis common stock (saham biasa).
Dalam kasus pembayaran deviden dalam bentuk saham sebenarnya itu telah menunjukkan tanda-tanda bahwa perusahaan tersebut mengalami kesulitan dari segi kas, dan jika perusahaan memaksa memakai kas maka ini lebih jauh nantinya akan mengganggu kondisi modal kerja (working capital). Bentuk pembagian deviden saham bisa bermacam-macam, tetapi pada umunya deviden saham diberikan kepada pemegang saham biasa.
C. Hal yang menentukan saham naik dan turun
Ada beberapa situasi dan kondisi yang menentukan suatu saham mengalami fluktuasi, yaitu :
1. Kondisi mikro dan makro ekonomi
2. Kebijakan perusahaan dalam memutuskan untuk ekspansi (Perluasan usaha), seperti membuka kantor cabang (Brand office), kantor cabang pembantu (Sub brand office) baik yang di buka di domestik maupun diluar negeri.
3. Pergantian direksi secara tiba-tiba
4. Adanya direksi atau pihak komisiaris perusahaan yang terlibat tindakan pidana dan kasusnya sudah masuk ke pengadilan
5. Kinerja perusahaan yang terus mengalami penurunan dalam setiap waktunya
6. Risisko sistematis yatu suatu bentuk resiko yang terjadi secara menyeluruh dan telah ikut menyebabkan perusahaan ikut terlibat
7. Efek dari psikologi pasar yang ternyata mamp menekankan kondisi teknikal jual beli saham. [2]
D. Alasan perusahaan menjual saham
Ada beberapa alasan yan gmenjelaskan mengapa suatu perusahaan memutuskan untuk menerbitkan dan menjual saham, yaitu :
1. Kebutuhan dana dalam jumlah yang besar dan pihak perbankan tidak mampu untuk memberikan pinjaman karena berbagai alasan seperti tingginya resiko yan gakan dialami jika terjadi kemacetan.
2. Keinginan perusahaan untuk mempublikasikan kinerja perusahaan secara lebih sistematis.
3. Menginginkan harga saham perusahaan terus naik dan terus diminati oleh konsumen secara luas, sehingga ini nantinya akan memberi efek kuat bagi perusahaan seperti rasa percaya diri di kalangan manajemen perusahaan.
4. Mampu memperkecil resiko yang tmbul karena permasalahan risiko diselesaikan dengan pembaian deviden. [3]
E. Penilaian saham dari segi perspektif investor
Perspektif investor adalah jauh lebih sederhana dalam memberikan penilaian terhadap kondisi suatu saham. Adapun penilaian seorang investor terhadap suatu saham adalah :
1. Prospek usaha yan menjanjikan
2. Kinerja keuangan dan no keuangan adalah bagus
3. Penyajian laporan keuangan jelas atau bersifat disclosure (pengungkapan secara terbuka dan jelas)
4. Terlihatnya sisi keuntungan yang terus meningkat. [4]
BAB III
PENUTUP
Saham dapat didefinisikan juga sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas aset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Investasi dapat dilakukan antara lain dengan menabung, membuka deposito, membeli tanah dan bangunan, membeli emas juga dapat dilakukan dengan cara pembelian surat-surat berharga, seperti; saham syariah, obligasi syariah dan lain-lain.
Salah satu keuntungan memiliki saham adalah memperoleh capital gain, yaitu keuntungan pada saat saham yang dimiliki tersebut di jual kembali pada harga yang lebih mahal.
Untuk part lainnya, silahkan bisa klik disini !
DAFTAR PUSTAKA
Harmono (2011). Manajemen Keuangan. Jakarta: Bumi Aksara.
0 comments:
Post a Comment