Diatas adalah bentuk makalah lengkap dari materi "Perkembangan Perekonomian Indonesia/ The World Bank", dan berikut materi dalam postingan ini adalah bagian ke dua, silahkan untuk part I, bisa klik disini
"Perkembangan Perekonomian Indonesia/ The World Bank Part I"
Rupiah menjadi lebih stabil. Pasar keuangan global yang relatif stabil dan Neraca Pembayaran (BOP) yang surplus membantu menstabilkan nilai Rupiah, yang kembali pulih setelah mendapat tekanan di Triwulan ke-2, dan meningkat nilainya sejak saat itu. Sebagian besar mata uang negara-negara berkembang lainnya belum meningkat nilainya sebagaimana Rupiah.
Asset keuangan dalam negeri juga memiliki kinerja yang relatif baik dibandingkan dengan negara-negara yang setara di kawasan di Triwulan ke-3. Penurunan pertumbuhan kredit di Indonesia juga telah stabil, disebabkan sebagian karena pelonggaran kebijakan moneter BI.
Tingkat kemiskinan resmi turun sebesar 0,4 poin persentase di Triwulan ke-1 tahun 2016, penurunan yoy yang terbesar dalam 3 tahun terakhir. Stabilnya harga pangan, terutama untuk beras, memberi kontribusi besar bagi pengentasan kemiskinan.
Secara khusus, perbaikan manajemen impor beras dan operasi pasar oleh pemerintah, pada akhir tahun 2015 dan awal tahun 2016 menahan inflasi harga beras pada saat-saat yang biasanya bergejolak di dalam satu tahun. Perluasan dalam program bantuan sosial juga mungkin telah mendorong pengurangan kemiskinan.
Peningkatan investasi portofolio menyebabkan terjadinya surplus neraca pembayaran di Triwulan ke-2, menyusul defisit kecil di triwulan sebelumnya (Gambar 6). Defisit transaksi berjalan sedikit menurun menjadi 2,0 persen dari PDB, didorong oleh peningkatan dalam neraca perdagangan. Rekening finansial meningkat nilainya karena pinjaman sektor publik yang tinggi. Kebutuhan pembiayaan eksternal tetap moderat, meskipun kepemilikan asing hutang pemerintah meningkat sebagai bagian dari total.
Defisit transaksi berjalan sedikit membaik menjadi 2,0 persen dari PDB, dari 2,1 persen pada triwulan sebelumnya. Surplus perdagangan meningkat sebesar USD 1,7 miliar di Triwulan ke-2 karena ekspor meningkat 7,2 persen - peningkatan qoq yang pertama sejak Triwulan ke-2 tahun 2015. Pertumbuhan ini didorong oleh ekspor.
Manufaktur, yang merupakan satu-satunya kategori ekspor yang meningkat disepanjang tahun (Gambar 7). Sebagian besar ekspor komoditas bergerak sejalan dengan harga – menurun sepanjang tahun tetapi meningkat lagi di triwulan ini. Impor juga meningkat di Triwulan ke-2, tetapi turun sebesar 7,8 persen di sepanjang setahun, didorong oleh impor bahan bakar yang berfluktuasi. Impor bahan baku dan barang modal juga meningkat pada triwulan tersebut tapi turun di sepanjang tahun.
0 comments:
Post a Comment