Kelas : Perbankan Syariah 3
NIM : 1414231087
PERKEMBANGAN TRIWULANAN PEREKONOMIAN INDONESIA
Tekanan Mereda Oktober 2016
THE WORLD BANK
Pertumbuhan riil PDB meningkat menjadi 5,2 persen tahun-ke-tahun di kuartal kedua dari 4,9 persen di kuartal pertama, karena tingginya konsumsi pemerintah. Pertumbuhan total konsumsi tetap tinggi di kuartal kedua, sebesar 5,2 persen. Meskipun pemerintah telah mengumumkan pemotongan belanja sebesar Rp 134 triliun pada bulan Agustus, investasi pemerintah terus tumbuh semakin cepat; pada akhir Agustus, belanja modal pemerintah 19,3 persen lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Meskipun Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuan sebanyak lima kali sejak awal tahun ini, dampaknya pada pertumbuhan kredit masih terbatas. Proyeksi Bank Dunia untuk pertumbuhan PDB Indonesia masih tetap sebesar 5,1 dan 5,3 persen untuk tahun 2016 dan 2017. Namun demikian, proyeksi tersebut tergantung pada peningkatan risiko eksternal serta pada ketahanan konsumsi sektor swasta dan peningkatan investasi swasta.
Dalam konteks permintaan global yang lemah, Pemerintah Indonesia telah meningkatkan investasi publik dengan maksud untuk mendukung permintaan dalam jangka pendek dan meningkatkan kapasitas sisi penawaran dalam jangka panjang dengan fokus pada belanja infrastruktur. Keputusan tersebut saat ini dianggap sangat menarik oleh banyak pemerintahan karena biaya pinjaman yang rendah dan tekanan inflasi yang rendah.
Analisis tersebut mendapati bahwa peningkatan satu persen dalam investasi pemerintah akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi sekitar 0,2 persen.
Kurangnya tekanan inflasi telah memberi ruang bagi Bank Indonesia (BI) untuk memotong suku bunga acuan sebanyak lima kali tahun ini. Pada bulan September, inflasi terus menurun tajam, sebesar 3,1 persen yoy, sementara inflasi inti 3,2 persen yoy.
Penurunan inflasi ini sebagian disebabkan oleh harga makanan yang lebih stabil, terutama beras, dan biaya transportasi yang lebih rendah yang disebabkan oleh penurunan harga BBM pada awal tahun. Di bulan Agustus, BI mengubah suku bunga acuan menjadi reverse repo rate 7 hari, dalam upaya untuk meningkatkan mekanisme transmisi antara suku bunga kebijakan (policy rate) dan suku bunga bank.
Namun demikian, dampaknya bagi fasilitas kredit antar bank (interbank credit line) dan distribusi likuiditas yang tidak merata di sistem perbankan sejauh ini masih terbatas.
Neraca pembayaran secara keseluruhan mencatat surplus sebesar USD 2,2 miliar oleh karena adanya dukungan arus modal yang tinggi dan defisit transaksi berjalan yang menurun. Didorong oleh perbaikan neraca perdagangan, defisit transaksi berjalan sedikit menurun menjadi 2,0 persen dari PDB. Ekspor meningkat triwulanke-triwulan (qoq) untuk pertama kalinya sejak Triwulan ke-2 tahun 2015.
Pertumbuhan ini didorong oleh ekspor manufaktur, satu-satunya kategori ekspor yang meningkat di sepanjang tahun. Impor ikut meningkat di Triwulan ke-2 tetapi masih turun di sepanjang tahun. Impor bahan baku maupun barang modal, yang merupakan indikator utama untuk investasi swasta, menunjukkan tanda-tanda peningkatan yang kecil.
Rekening keuangan negara membesar karena pinjaman sektor publik yang tinggi. Kebutuhan pembiayaan eksternal tetap stabil, meskipun kepemilikan asing dari hutang pemerintah meningkat sebagai bagian dari total hutang.
0 comments:
Post a Comment