Tuesday, December 29, 2020

Konsep Biaya dalam Akuntansi Biaya

 


A.      Konsep Biaya
Dalam arti luas, biaya (cost) adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.Harga Pokok adalah sejumlah nilai aktiva, tetapi apabila selama tahun berjalan aktiva tersebut dimanfaatkan untuk membantu memperoleh penghasilan, aktiva tersebut harus dikonversikan ke biaya (Expense). Contoh :Uang yang dikeluarkan untuk membeli gedung, tanah, mesin,  mobil dll.Biaya (Expense) adalah beban terhadap penghasilan karna perusahaan menggunakan sumber daya ekonomi yang ada. Biaya berasal dari aktiva atau terjadi langsung tanpa melalui aktiva.Contoh : Uang yang dikeluarkan untuk mebayar Upah, Tagihan Telepon, Tagihan Listrik, Sewa gudang dll.

Konsep dan terminology akuntansi biaya diperlukan untuk dasar pembahasan akuntansi biaya dengan tujuan supaya dapat dipakai pedoman didalam penyusunan laporan biaya. Berikut ini akan dibahas beberapa konsep dan terminology yang sering dipakai :[1]

1.         Harga Perolehan atau Harga Pokok
Harga perolehan atau harga pokok adalah jumlah yang dapat diukur dalam satuan uang - dalam bentuk :
a.         Kas yang dibayarkan, atau
b.        nilai aktiva lainnya yang diserahkan/dikorbankan. Atau
c.         nilai jasa yang diserahkan/dikorbankan, atau
d.        hutang yang timbul
e.         tambahan modal.
Dalam rangka pemilikan barang dan jasa yang diperlukan perusahaan, baik pada masa lalu (harga perolehan yang telah terjadi) maupun pada masa yang akan datang (harga perolehan yang akan terjadi).

2.         Biaya (expenses)
Biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan (revenues) dan akan dipakai sebagai pengurang penghasilan. Biaya digolongkan kedalam harga pokok penjualan, biaya penjualan, biaya administrasi dan umum, biaya bunga dan biaya pajak perseroan.

3.         Penghasilan (revenues)
Penghasilan adalah jumlah yang dapat diukur dalam satuan uang dalam bentuk:
a.         Kas yang diterima, atau
b.        Piutang yang timbul, atau
c.         Nilai aktiva lainya yang diterima, atau
d.        Pengurangan hutang, atau
e.         Pengurangan modal.
Dalam rangka penjualan barang dagangan, produk atau jasa yang dilakukan oleh perusahaan kepada pihak lain.

4.         Rugi dan Laba (Profit ans Loss).
Rugi dan laba adalah hasil dari proses mempertemukan secara wajar antara semua penghasilan dengan semua biaya dalam periode akuntansi yang sama. Apabila semua penghasilan lebih besar dibanding biaya maka selisihnya adalah laba bersih. Akan tetapi apabila semua penghasilan lebih kecil dibandingkan dengan semua biaya, selisihnya adalah rugi bersih.

5.         Rugi (Losses)
Rugi adalah berkurangnya aktiva atau kekayaan perusahaan yang bukan karena pengambilan modal oleh pemilik, dimana tidak ada manfaat yang diperoleh dari berkurangnya aktiva tersebut.

Beberapa biaya yang termuat dalam konsep biaya :[2]
1.         Natural Clasification
Adolph Matz dalam Hartanto (1976 : 41), menyatakan bahwa, penggolongan biaya sesuai dengan sifat elemen (natural classification), yaitu:
a.         Biaya bahan baku, biaya yang diidentifikasikan terhadap produk yang dihasilkan dan secara phisik bahan tersebut menjadi bagian yang menyeluruh dari produk yang selesai.
b.        Biaya upah langsungbiaya dari tenaga kerja yang secara langsung menangani atau terlibat mengerjakan bahan baku untuk diolah.
c.         Biaya overhead pabrik, biaya produk tidak langsung atau biaya yang selain biaya bahan baku dan tenaga kerja. Biaya ini tidak dapat diidentifikasikan secara langsung terhadap produk yang diproduksi.

2.         Biaya yang dihubungkan dengan periode pembukuan yang digunakan, yaitu :
a.         Revenue expenditures
Revenue expenditure adalah pengeluaran/biaya biaya yang hanya memberikan manfaat ekonomis pada saat periode berjalan terjadinya pengeluaran. pengeluaran ini tidak dikapitalisasi sebagai aset tetap pada neraca tetapi langsung dibebankan pada laporan laba/rugi periode berjalan.  dilihat dari nilai materialitasnya, pengeluaran pendapatan ini cenderung kecil nilainya, alias tidak material bagi perusahaan. manfaat ekonomisnya tidak lebih dari satu tahun buku. tingkat, pengeluaran ini biasanya juga sering terjadi dalam operasional perushaan dan berulang ulang.
Contohnya seperti pengeluaran pemeliharaan mesin, pembersihan mesin, melumasi mesin agar bisa beroperasi seperti biasanya, pengeluaran pengeluaran seperti ini biasanya tidak membuat umur ekonomis mesin bertambah, juga tidak bisa meningkatkan kapasitas produksi mesin maupun tingkat efisiensinya dan nominal yang dikeluarkan cenderung tidak material dibanding perolehan mesin itu sendiri. pengeluaran seperti ini berulang terjadi dan pencatatannya langsung dibebankan pada periode tersebut.
Namun, jika seandainya ada salah satu komponen mesin yang rusak, misal ada beberapa kabel yang harus diganti atau plank yang harus di las dan kerusakannya tidak sampai membuat turun mesin, nilainya tidak material, maka pengeluaran ini dicatat sebagai beban perbaikan. tidak dikapitalisasi.

b.        Capital expenditures
Capital expenditures adalah biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh aset tetap, menambah kapasitas output aktiva tetap, menambah tingkat ke-efisiensi-an aktiva tetap, juga memperpanjang umur ekonomis suatu aktiva tetap (manfaat ekonomisnya lebih dari satu tahun buku). jika kita lihat dari tingkat material, biasanya biaya biaya ini dikeluarkan dalam nominal yang cukup material. dan tingkat keseringan pengeluaran modal ini jarang terjadi.
Contohnya adalah biaya yang dikeluarkan dalam pembelian aktiva tetap, biaya biaya yang dikeluarkan dalam pembelian salah satu atau lebih komponen aktiva tetap, ataupun biaya penggantian komponen komponen aktiva yang perlu diganti dengan maksud agar mendapatkan manfaat ekonomis dimasa yang akan datang akan pengeluaran tersebut, meningkatkan kapasitas produksi maupun tingkat efisiensi serta juga bisa memperpanjang umur ekonomis atau masa manfaat atas aset tetap.Semisal, pembelian mesin produksi, pembelian komponen mesin produksi, mengupgrade kapasitas mesin produksi, yang rata rata jumlah yang dikeluarkan untuk itu sangat material.

3.         Biaya yang dihubungkan dengan volume
Pengelompokan biaya sesuai dengan perubahannya pada kegiatan utama yang bertujuan untuk perencanaan serta pengendalian biaya, dan juga pengambilan suatu keputusan. tendensi perubahan suatu biaya terhadap aktivitas bisa digolongkan menjadi :
a.         Biaya tetap[3]
Biaya tetap mempunyai karakteristik sebagai berikut :
1)        Biaya total yang tidak berubah atau tidak dipengatuhi oleh periode yang ditentukan atau kegiatan tertentu.
2)        Biaya perunitnya berbanding terbalik dengan perubahan volume, pada volume rendah vixed cost unitnya tinggi, sebaliknya pada volume yang tinggi vixed cost perunitnya rendah.
b.        Biaya variabel[4]
Biaya ini mempunyai pola sebagai berikut :
1)        Total biaya variable berubah proporsional dengan perubahan volume atau kapasitas, semakin besar kapasitas yang digunakan maka semakin besar pula total biaya variable, demikian pula sebaliknya.
2)        Perunit biaya berubah (variable) konstan atau tetap. Misalnya biaya bahan langsung.

4.         Depaertementalisasi
Departementalisasi adalah pembagian perusahaan ke dalam unit-unit yang disebut departemen. Departementalisasi BOP adalah proses pengumpulan dan penentuan tarif BOP per-departemen. Departementalisasi BOP lebih tepat jika pabrik memproduksi berbagai produk yang tidak melewati departemen yang sama. Tujuan departementalisasi BOP adalah menentukan biaya produk dengan teliti. Produk yang diproses melalui lebih dari satu departemen akan dibebani dengan tarif yang berlaku di masing-masing departemen. Departemen diklasifikasikan menjadi departemen produksi dan departemen jasa. Departemen produksi memproses bahan baku menjadi produk jadi.
Overhead pabrik meliputi semua biaya lain yang harus terjadi dalam membuat suatu produk tersebut. Semua biaya produksi (manufacturing cost) selain dari bahan langsung dan tenaga kerja langsung dikelompokkan sebagai biaya overhead pabrik (factory or manufacturing overhead cost). Istilah lain dari biaya overhead pabrik ini adalah biaya produksi tidak langsung yang terdiri atas 3 kelompok biaya, yakni : biaya bahan tidak langsung, biaya tenaga kerja tidak langsung, dan biaya produksi tidak langsung seperti air, listrik, telepon, asuransi, dan lain-lain.[5]

1.      Klasifikasi Biaya Berdasarkan Fungsi Di Perusahaan
a.       Biaya Produksi
b.      Biaya Pemasaran
c.       Biaya Administrasi

2.      Klasifikasi berdasarkan Hubungan Biaya dan Produksi
a.       Biaya Langsung
      Biaya Langsung adalah biaya yang harus dikeluarkan dan apabila biaya tersebut tidak dikeluarkan, maka pekerjaan tidak selesai sesuai dengan apa yang dikehendaki dan diisyaratkan oleh owner. Contoh dari biaya langsung adalah biaya material, biaya sewa scafolding, biaya listrik, upah pekerja, dll

b.      Biaya Tidak Langsung
      Biaya tidak langsung adalah biaya yang apabila tidak dikeluarkan, proyek dapat tetap berjalan dan selesai sesuai dengan kehendak dan persyaratan owner. Contoh dari biaya tidak langsung adalah biaya security, biaya pagar proyek (apabila proyek dirasa cukup aman dan tidak mengganggu), dll. 

3.      Klasifikasi Biaya Berdasarkan
a.       Biaya Tetap
b.      Biaya Variabel
c.       Biaya Semi Variabel

B         Arus Biaya
Akuntansi biaya tidak menambahkan langkah baru terhadap siklus akuntansi yang sudah dikenal, maupun membuang prinsip-prinsip yang dipelajari dalam akuntansi keuangan. Akuntansi biaya berkaitan dengan pencatatan dan pengukuran elemen biaya saat sumber daya yang berhubungan mengalir melalui proses produksi. Semua biaya manufaktur, tanpa memperdulikan perilaku biaya tetap maupun variable, mengalir melalui perkiraan barang dalam proses dan persediaan barang jadi. Hal ini merefleksikan asumsi penyerapan biaya penuh (full absorption cost).
Proses manufaktur, pengaturan fisik dari pabrik, dan kebutuhan pengambilan keputusan oleh manajer menjadi dasar bagi penentuan bagaimana biaya akan diakumulasikan. Biasanya, akun buku besar umum untuk biaya manufaktur adalah bahan baku, beban gaji, pengendali overhead, barang dalam proses, barang jadi, dan harga pokok penjualan. Akun-akun tersebut digunakan untuk mengatur dan mengukur aliran biaya, dari perolehan bahan baku, melalui operasi pabrik, sampai ke harga pokok penjualan.[6]


Pada Sub sebelumnya, kami telah membahas tentang konsep biaya yang mencakup bahan, tenaga kerja, dsb. Maka dari itu pada Sub Bab ini, kami hanya akan memebahas penghitungan Harga Pokok Penjualan pada perusahaan manufaktur.

Berikut adalah bagan alur perhitungan Harga Pokok Penjualan (HPP) :[7]

Saldo Awal Persediaan bahan Baku                                                      xxx
  Pembelian Bahan Baku                                                                     xxx
-       Saldo Akhir Bahan Baku                                                                  xxx
Bahan Baku yang Digunakan                                                            xxx
Bahan Baku yang Digunakan                                                             xxx
  Biaya Tenaga Kerja Langsung                                                           xxx
  Overhead Produksi                                                                            xxx
Total Biaya Produksi                                                                           xxx

Total Biaya Produksi                                                                           xxx
  Saldo awal Persediaan Barang dalam Proses                                    xxx
-       Saldo Akhir Persediaan Barang dalam Proses                                   xxx
Harga Pokok Produksi                                                                        xxx

Harga Pokok Produksi
+   Saldo Awal Persediaan Barang Jadi                                                  xxx
Barang Tersedia untuk dijual                                                                 xxx
-       Saldo Akhir Persediaan Barang Jadi                                                 xxx
Harga Pokok Penjualan                                                                      xxx



DAFTAR PUSTAKA

Amad Dunia Firdaus, Abdullah Wasilah. Akuntansi Biaya. 2012. Jakarta : Salemba Empat.
AhmadKomaruddin.Akuntansi Manajemen. 2013. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Radiks Purba. Analisis Biaya dan Manfaat.1997. Jakarta : Rineka Cipta.
Supriyono. Akuntansi Biaya. 1983. Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta.
http://darnawatyrauf.blogspot.co.id/2011/05/konsep-dan-klasifikasi-biaya.html (Diakses pada tanggal 10 Februari 2016. Pukul 21.00)



[1]     Supriyono. Akuntansi Biaya . Hlm. 16-19.BPFE-Yogyakarta.Yogyakarta. 1983.
[2]     Radiks Purba.Analisis Biaya dan Manfaat.1997. Jakarta : Rineka Cipta.. Hlm. 105-113
[3]Komaruddin Ahmad. Akuntansi Manajemen. 2013. Hlm. 87. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
[4]Ibid., hlm. 89
[5]Firdaus Amad Dunia, Wasilah Abdullah.Akuntansi Biaya. 2012. Jakarta : Salemba Empat. Hlm. 244
[6]     http://darnawatyrauf.blogspot.co.id/2011/05/konsep-dan-klasifikasi-biaya.html (Diakses pada tanggal 10 Februari 2016. Pukul 21.00)

0 comments:

Post a Comment