Friday, December 11, 2020

Manajemen Dana Bank "Manajemen Investasi Bank Syariah" Part I

 MANAJEMEN INVESTASI BANK SYARI’AH

MAKALAH
 Disusun Guna Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah Manajemen Dana Bank
Dosen pengampu : Toto


 


Disusun Oleh
Nila Ernila
Perbankan Syariah 3/Semester V





KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
IAIN SYEKH NURJATI CIREBON
FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
PERBANKAN SYARIAH
Jl. Perjuangan By Pass Sunyaragi Telp. (0231) 481264 Fax. (0231) 489926
2015/2016



A.  Proses Manajemen Investasi
      Manajemen investasi merupakan proses berkelanjutan (on going process)  berupa 5 tahapan dasar:

1.    Menetapkan Tujuan Investasi
      Sebuah perusahaan investasi memiliki tujuan yang berbeda-beda,tujuan investasi yang dinyatakan dalam prospektusnya, yang biasanya diekspresikan dalam term risk dan return.. Karenanya, menetapkan tujuan investasi dengan hanya semata-mata dalam satuan imbal hasil (rate of return) akan dapat mendorong terjadinya praktek investasi yang tidak tepat.

      Tujuan investasi juga dinyatakan dalam time horizonnya, yaitu jangka waktu investasi yang ditargetkan pemodal.Time horizon dipengaruhi oleh pertimbangan akan kebutuhan likuiditas, yang pada dasarnya juga dibagi menjadi tiga: short termmedium, dan long term.

     Angka turnover  portofolio bisa digunakan untuk menunjukan konsistensi tujuan dalam horizon period ini. Turnover yang tinggi bisa ditafsirkan makin pendeknya horizon period. Makin pendek horizon, makin dicurigai melakukan spekulasi berdasarkan game of chance. Kalau sudah begitu, untuk sebuah Islamic fund,opersaionalnya sudah terancam dinilai tidak islami. Untuk sebuah fund yang menginginkan medium to long-term, angka turnover-nya tidak boleh lebih tinggi dari ambang wajarnya.

2.    Membuat Kebijakan Investasi
      Membuat kebijakan investasi adalah menspesifikasikan jenis-jenis risiko yang ditanggung dan keterbatasan-keterbatasan yang dihadapi. Batasan yang dihadapi tersebut biasanya berupa pajak dan faktor legal atau pengaturan lainnya. Policy statement didasarkan pada tujuan dan kebutuhan investasi. Statement inilah yang kemudian dijadikan guidelines dalam proses investasi selanjutnya untuk mengurangi kemungkinan terjadinya keputusan yang salah, dan sekaligus juga menciptakan standar untuk menilai kinerja manajer portofolio.

3.    Memilih Strategi Portofolio
      Strategi portofolio yang tepat perlu dipilih untuk mencapai konsistensi dengan tujuan dan kebijakan invetasi yang telah ditetapkan, karena tujuan dan kebijakan investasi memang memiliki pengaruh yang signifikan atas pemilihan strategi investasi.

     Pada dasarnya ada dua strategi besar yang tersedia sebagai gaya dalam mengelola portofolio, antara lain:

a.    Manajemen Portofolio Secara Aktif
      Manajemen jenis ini merupakan usaha untuk beat the market, dimana manajer investasi menggunakan seluruh  informasi yang tersedia atau juga teknik forecasting untuk memperoleh abnormal return dari portofolio. Return yang diperoleh harus sudah bersih dari biaya transaksi, dan dalam basis risk-adjusted.

     Tugas manajer investasi yang menggunakan strategi ini tidak mudah karena risikonya lebih besar dibanding dengan strategi pasif. Dilema lain yang dihadapinya adalah biaya transaksi yang makin tinggi sejalan dengan makin intensifnya trading yang dilakukan.

b.   Manajemen Portofolio Secara Pasif
      Strategi jenis ini mengkontruksi portofolio tidak untuk beat the market, tetapi untuk match the market. Yang dilakukan kemudian adalah index tracking, dengan capital-weighted asset yang sesuai dengan portofolio pasar.

4.    Memilih Asset dan Proses Alokasi
       Policy statement tidak mengindikasikan sekuritas spesifik yang harus dibeli dan kapan harus dijual, tapi menyediakan tuntunan atau arahan jenis-jenis asset dan proporsi yang dapat tersusun dalam sebuah portofolio.

     Proses pembagian dana dalam berbagai macam asset inilah yang disebut sebagai asset allocation process. Secara umum, keputusan dalam alokasi asset ini meliputi empat tahap:

a.    Jenis Asset Yang Dipertimbangkan Untuk Investasi
      Jenis asset yang dipertimbangkan untuk investasi berupa instrumen-instrumen atau sekuritas yang tersedia dipasar keuangan, baik pasar uang maupun pasar modal, dengan memperhatikan batasan-batasan yang ada. Dalam hal ini batasan tersebut terutama adalah legal/ regulatory framework, sehingga jenis asset yang boleh dibeli adalah yang dibolehkan saja oleh peraturan yang berlaku.

      Instrumen-instrumen yang tersedia dipasar keuangan terdiri dari saham, obligasi pemerintah, surat hutang perusahaan, ekuitas likuid, dan juga derivatif.

b.   Proporsi Untuk Setiap Jenis Asset Dalam Portofolio
      Proporsi sekuritas yang dikonstruksi dalam sebuah portofolio akan tergantung pada toleransi terhadap risiko dan jenis liabilities yang harus dipenuhi. Proporsi atau komposisi efek akan berubah-ubah sesuai dengan kondisi pasar, namun tetap berpatokan pada tujuan yang hendak dicapai, dan alokasi investasi yang tercantum dalam kontrak.

c.    Batasan Yang Diizinkan Untuk Perubahan Proporsi
      Dalam kaitannya dengan jenis liabilities, sebuah unit trust atau reksa dana misalnya, tetap harus menyisihkan sejumlah besar dananya dalam bentuk cash untuk dapat melakukan pembayaran redemption unit penyertaannya yang bisa terjadi sewaktu-waktu.

d.   Sekuritas Spesifik Apa Yang Dibeli Untuk Mengkontruksi Portofolio Yang Efisien.
         Penentuan sekuritas spesifik apa yang harus dibeli sudah memasuki wilayah implementasi strategi portofolio yang dipakai.Untuk yang memakai strategi aktif dengan analisis teknikal, pertimbangan sekuritas yang dipilih lebih fokus pada likuiditasnya agar dapat melakukan market timing. Sementara itu, pengguna strategi manajemen portofolio aktif dengan analisis fundamental akan memunculkan urgensi valuation principle dalam tahap ini.

5.    Pengukuran dan Evaluasi Kinerja
      Pengukuran kinerja dilakukan untuk melakukan evaluasi portofolio secara kualitatif maupun kuantitatif. Hasil pengukuran, dalam basis risk-adjusted return, terutama akan menunjukan keberhasilan manajer dalam mencapai tujuan investasi yang telah ditetapkan, dan dapat pula dipakai untuk melakukan komparasi dengan suatu bench-mark ataupun portofolio lainnya.


  Analisis kinerja dapat diukur berdasarkan pengukuran average return, standard deviasi, covarian dan beta, serta beberapa index pemeringkatan risk-adjusted lainnya.

0 comments:

Post a Comment